"Sekarang kau tahu, aku sedang mencoba puitis, bukan membagi kegundahan. Ada beberapa mengindahkannya, ada beberapa mengerutkan keningnya."
"Aku tidak hendak mewartakan sabda suara hati kepada segala telinga. Dalam dekap sang waktu inilah aku diam di tengah-tengah aneka cela."
"Hitam mengusap-usap punggung awan, bulan seakan ada dalam kepalan dan semua bintang sembunyi di balik senyum lebar penipu ulung."
"Lama kusekap bayang-bayang molek di dalam ruang yang rahasia. Sekalinya di dalam ia memukul dinding, kata demi kata berlari-larian."
"Melempar tinggi-tinggi, seperti ingin sementara bagai menginjak angin, mengangkasakan rasa yang sesungguhnya segera hancur di batu jurang."
"Aku suka puisi, mungkin aku seperti puisi yang aku tulis, yang memikul nyawa di tiap embus kata-katanya, sekalipun sedikit yang memahami."
"Menanyakan hati yang tak bertuan, yang pintunya terbuka lebar untuk siapapun mau menyapu bebutiran kesedihan yang berserakan di lantainya."
"Aku ingin berguling-guling di atas rerumputan, mengajak nafasku menari bersama semilir syahdu alam yang perhatian."
"Di jendela yang masih basah di sesaat setelah rintik-rintikan awan reda, kutulis namamu dengan menyeretkan satu jariku perlahan-lahan."
"Aku bisa memeluk siapa yang mencintaiku satu persatu, tetapi aku lebih ingin mencintai satu-satunya dengan pelukan berkali-kali"
Kamu punya dua tangan. Satu buat aku gandeng, satu lagi buat ngejewer kalo aku masih jelalatan. ":p>"
"Dari sekian banyak insan di dunia ini. Akulah yang selalu jatuh cinta kepada hatimu."
"kamu tak pernah utuh bagi kekasihmu. sebagian kamu tinggal dalam ingatan orang-orang lain yang mencintaimu"
